Cebong dan Kampret, mereka sebenarnya bersahabat! 2 Kaum Besar Korban Dalam Politik Zaman Now

Entah kenapa akhir-akhir ini rakyat Indonesia seolah terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok 'Cebong' dan kelompok 'Kampret'!
Saling caci maki menggunakan istilah 'Cebong' dan 'Kampret' seolah menjadi hal yang biasa dan lumrah terjadi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pergaulan pada dunia maya (medsos).
Pengertian Cebong dan Kampret
Cebong (kecebong) adalah seekor hewan atau biasa juga disebut beludru dan hidup dalam air. Dalam sebuah penelitian ditemukan fakta bahwa kecebong ini adalah hewan yang berotak dan berhati kecil.Sementara Kampret (kelelawar) merupakan seekor hewan yang mampu terbang serta beraktivitas pada malam hari sementara ia tidur pada siang harinya.
Sejarah istilah cebong dan kampret di Indonesia.
Cikal bakal istilah cebong dan kampret ini bermula pada saat pilpres (pemilihan presiden) tahun 2014 dimana situasi politik di negeri kita tengah panas-panasnya karena dua sosok berpengaruh di negeri ini tengah bertarung memperebutkan kursi pemimpin tertinggi di negeri ini.
Ya, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kala itu tengah berebut mendapatkan kursi RI-1.
Dalam panasnya suhu politik negeri, kemudian politik di Indonesia terpecah menjadi dua kubu koalisi besar, yaitu kubu KIH (Koalisi Indonesia Hebat) yang mendukung Jokowi dan kubu KMP (Koalisi Merah Putih) pendukung Prabowo Subianto.
Kedua kubu ini kerap saling menyerang, saling sindir dimedia massa maupun elektronik yang berimbas panas juga pada kehidupan masyarakat di Indonesia.
Sehingga masyarakat terbagi menjadi dua yaitu Cebong yang dianalogikan pendukung jokowi, pro Jokowi dan pendukung pemerintah. Sementara Kampret dianalogikan sebagai pendukung Prabowo, Kontra Jokowi dan Oposisi.
Dimana setiap kubu memproklamirkan yang lebih baik dan patut menang. Hingga Pilpres 2014 selesai dengan pemenangnya yaitu Joko Widodo.
Tidak seperti yang diprediksikan, setelah selesai pilpres 2014 pun ketegangan dua kubu pun masih tetap berlanjut. Hingga gesekan didunia maya pun tidak dapat dihindarkan lagi antara kubu pemenang pilpres dan kubu yang kalah pilpres.
Puncaknya yaitu pada saat Gubernur DKI kala itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahox) mengeluarkan suatu statement menyinggung penggunaan ayat suci salah satu agama yang kemudian dimanfaatkan oleh kubu oposisi dan memperkarakannya sebagai kasus penistaan agama dan kemudian berhasil menggulingkannya.
Perlu diketahui bahwa Ahok merupakan pendukung Jokowi (Presiden) dan pernah bersama-sama memimpin Provinsi DKI Jakarta sebelum Jokowi terpilih menjadi Presiden dalam pemilu 2014. Dan momen tersebut dimanfaatkan oleh kubu oposisi untuk menyerang pemerintah hingga sekarang.
Awal mula istilah cebong dan kampret
Berawal dari Joko Widodo yang telah terpilih menjadi Presiden Indonesia yang kerap ngevlog berbagai kegiatannya baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Pernah suatu kali Jokowi ngevlog sedang melepaskan katak-katak ke kolam di Istana Presiden yang kemudian menginspirasi kubu yang kontra terhadap Jokowi untuk mengolok-olok kubu pro Jokowi dengan istilah Cebong (anak katak)Sementara tidak mau kalah, kubu pro pemerintahpun balik melabeli kubu berseberangan dengan istilah kampret yaitu istilah bagi hewan yang kerap mencuri buah-buahan dimalam hari, kemudian setelah puas makan ia akan tidur sepanjang hari.
Cebong dan Kampret Kini
Pilpres 2014 telah berakhir dan kini rakyat indonesia dihadapkan kembali pada Pilpres 2019, dan diprediksikan bahwa kedua kubu masih akan berseteru. Lalu bagaimana dengan nasib cebong dan kampret? Kedua kubupun akan tetap eksis karena kehidupan politik di indonesia yang memang dinamis. Layaknya siang pasti akan ada malam seperti itulah Cebong dan Kampret, alan selalu ada untuk saling mengoreksi dan mengimbangi. Sebetulnya hal itu menjadikan pemerintah kuat karena adanya yang mengoreksi dan yang dikoreksi. Asalkan semuanya masih berjalan sesuai relnya masing-masing dan tidak melampaui batas.Cebong dan kampret bersahabat! Menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
No comments